HIMPALAUNAS.COM, LEBAK - Kabupaten Lebak akan ramaikan pameran Banten Expo yang berlangsung di Bumi Serpong Damai (BSD) City, Tangerang, mulai Jumat (1/10). Aneka kerajinan masyarakat suku Baduy di pedalaman akan turut ditampilkan.
"Kami tak henti-hentinya mempromosikan hasil kerajinan Baduy karena memiliki nilai pasar yang cukup bagus," kata Kepala Seksi Produksi Daerah dan Ketahanan Pangan Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak Mira Indayani di Rangkasbitung, Selasa (28/9).
Mira mengatakan, selama ini produk-produk kerajinan Baduy memiliki daya tarik sendiri dan layak merebut pasar domestik maupun mancanegara.
Pemerintah daerah terus mendorong kerajinan Baduy agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat tradisional. Perajin Baduy sering mendapat pembinaan maupun pendidikan kewirausahaan.
Pembinaan tersebut melalui pelatihan keterampilan, magang ke luar daerah, pelatihan manajemen. Saat ini, para perajin masyarakat tradisional Baduy mulai tumbuh, selain tenun, tas koja, pakaian batik juga mereka sudah mampu membuat minuman labeur jahe dan madu lebah.
Minuman tersebut bahan bakunya sangat mudah didapati di daerah kawasan Baduy. "Minuman labeur itu bisa menyehatkan badan tanpa menggunakan pengawet karena bahannya dari jahe dan gula aren," katanya.
Ia juga mengatakan, pemerintah daerah sering mempromosikan melalui pameran-pameran atau even-even tertentu untuk mengangkat potensi daerah Kabupaten Lebak.
Sejauh ini, produk kerajinan Baduy banyak diminati pengunjung saat mengikuti pameran-pameran, karena memiliki daya tarik untuk dijadikan sebagai kenang-kenangan dan cindera mata.
Produk kerajinan Baduy tersebut antara lain selendang, sarung, kain tenun, ikat kepala, pakaian, golok, dan tas koja, aneka pernak-pernik yang terbuat dari pepohonan.
Keunggulan produk khas Baduy, kata dia, selain alami dari bahan pepohanan juga memiliki nilai seni cukup tinggi. "Kami setiap mengikuti pameran selalu dibanjiri pengunjung untuk membeli produk khas Baduy dijadikan kenang-kenangan maupun cindera mata," katanya.
Harga produk kerajinan Baduy bervariasi mulia yang murah Rp20.000 hingga Rp400.000 karena produknya memiliki kelebihan dibandingkan produk pabrikan.
Sementara itu, Jali, seorang perajin Baduy mengaku produk kerajinan miliknya sudah dikenal kalangan masyarakat luar seperti Jakarta, Bandung, Bekasi dan wilayah Banten sendiri karena sering mengikuti pameran.
Ia menambahkan, biasanya sebagian besar pengunjung tertarik dengan kain tenun, ikat kepala, pakaian batik, tas koja, dan pernak-pernik itu.
"Saya kira masyarakat sekarang ini juga masih mencintai produk-produk tradisional," ujarnya. (has)