Wisata alam Batu Qur`an adalah salah satu
jejak peninggalan Sultan VII Kesultanan Banten yaitu Sultan Maulana Mansyur
yang sekarang makamnya sering diziarahi oleh para penziarah di daerah Cikadueun
Kabupaten Pandeglang.
Situs Batu Qur`an sekarang di kelola oleh
beberapa keluarga yang kemungkinan masih berkaitan dengan cerita ditemukannya
situs tersebut. Berdasarkan penuturan masyarakat setempat dan salah seorang
pengelola situs Batu Qur`an, berawal dari karomah yang di miliki oleh Syeh Maulana
Mansyur. “Setiap kali beliau akan menunaikan ibadah haji, beliau hanya dengan mengucap
kalimat Basmalah, maka dengan seijin Allah beliau langsung berada di tanah suci
Mekah dan prosesi itu di lakukan tepatnya di atas tanah Batu Qur`an sekarang berada”
Katanya.
Melanjutkan cerita “Suatu saat beliau setelah
selesai menunaikan ibah haji dari tanah suci, beliau pulang sebagaimana halnya
beliau berangkat tetapi entah karena apa beliau muncul bersamaan dengan air
yang memancur dari dalam tanah dengan derasnya. Menurut penuturan pengelola air
yang memancur tersebut adalah air dari sumur zamzam. Karena air itu memancur
dengan derasnya dan tidak terkendali dimana air tersebut sudah mulai
menggenangi daerah sekitarnya, Syeh Maulan Mansyur bermunajat kepada Allah dengan
melakukan shalat 2 rakaat di dekat memancurnya air di atas sebuah batu yang sekarang
disebut dengan nama Batu Sajadah. Batu tersebut dapat kita jumpai di Batu
Qur`an di sebelah Barat Kolam pemandian untuk laki-laki. Selesai Syeh Mansyur
shalat 2 rakaat, beliau mendapat isyarah untuk menutup tempat keluarnya air dengan
kitab suci al-Qur`an. Dengan izin Allah air yang memancur berhenti dan kitab
suci al-Qur`an yang di gunakan untuk menutup sumber keluarnya air tadi berubah
menjadi batu, berdasar dari rangkaian kejadian itulah batu tadi disebut dengan
nama Batu Qur`an” tambahnya.
Terletak di Kp. Cibulakan Desa Kadu Bumbang
Kec. Cimanuk Kabupatan Pandeglang. Nama Cibulakan di ambil dari “Ci” asal kata Cai
dari bahasa sunda yang berarti ”Air” dan “Bulak” asal kata bahasa daerah yaitu
”Embulak” yang artinya air yang membulak/memancar keluar dengan deras.