Home » , » BATU QUR’AN

BATU QUR’AN

Written By Turis Banten on Rabu, 18 Juni 2014 | 18.25

Wisata alam Batu Qur`an adalah salah satu jejak peninggalan Sultan VII Kesultanan Banten yaitu Sultan Maulana Mansyur yang sekarang makamnya sering diziarahi oleh para penziarah di daerah Cikadueun Kabupaten Pandeglang.



Situs Batu Qur`an sekarang di kelola oleh beberapa keluarga yang kemungkinan masih berkaitan dengan cerita ditemukannya situs tersebut. Berdasarkan penuturan masyarakat setempat dan salah seorang pengelola situs Batu Qur`an, berawal dari karomah yang di miliki oleh Syeh Maulana Mansyur. “Setiap kali beliau akan menunaikan ibadah haji, beliau hanya dengan mengucap kalimat Basmalah, maka dengan seijin Allah beliau langsung berada di tanah suci Mekah dan prosesi itu di lakukan tepatnya di atas tanah Batu Qur`an sekarang berada” Katanya.

Melanjutkan cerita “Suatu saat beliau setelah selesai menunaikan ibah haji dari tanah suci, beliau pulang sebagaimana halnya beliau berangkat tetapi entah karena apa beliau muncul bersamaan dengan air yang memancur dari dalam tanah dengan derasnya. Menurut penuturan pengelola air yang memancur tersebut adalah air dari sumur zamzam. Karena air itu memancur dengan derasnya dan tidak terkendali dimana air tersebut sudah mulai menggenangi daerah sekitarnya, Syeh Maulan Mansyur bermunajat kepada Allah dengan melakukan shalat 2 rakaat di dekat memancurnya air di atas sebuah batu yang sekarang disebut dengan nama Batu Sajadah. Batu tersebut dapat kita jumpai di Batu Qur`an di sebelah Barat Kolam pemandian untuk laki-laki. Selesai Syeh Mansyur shalat 2 rakaat, beliau mendapat isyarah untuk menutup tempat keluarnya air dengan kitab suci al-Qur`an. Dengan izin Allah air yang memancur berhenti dan kitab suci al-Qur`an yang di gunakan untuk menutup sumber keluarnya air tadi berubah menjadi batu, berdasar dari rangkaian kejadian itulah batu tadi disebut dengan nama Batu Qur`an” tambahnya.

Terletak di Kp. Cibulakan Desa Kadu Bumbang Kec. Cimanuk Kabupatan Pandeglang. Nama Cibulakan di ambil dari “Ci” asal kata Cai dari bahasa sunda yang berarti ”Air” dan “Bulak” asal kata bahasa daerah yaitu ”Embulak” yang artinya air yang membulak/memancar keluar dengan deras.


Share this post :