Masjid Agung Cilegon Masjid ini terletak di
Jl. Sultan Ageng Tirtayasa 2 di kota Cilegon. Jika kita keluar tol Cilegon
Timur lalu menyusuri jalan menuju ke arah kota, setelah kita melalui daerah
pertokoan dan perniagaan kota ini, dari jauh menara masjid ini akan menyambut.
Masjid ini sudah berdiri sejak lama bahkan
menurut beberapa informasi, masjid ini telah ada sejak jaman penjajahan. Dahulu
kala bentuk masjid ini sangatlah jauh dari bentuk sekarang. Awalnya menara masjid
ini hanya pendek saja. Kemudian setelah melalui perombakan pertama dan kedua,
masjid ini memiliki sebuah menara yang lumayan tinggi.
Setidaknya tiga kali masjid ini telah
mengalami renovasi. Dan yang terbesar lebih tepatnya disebut perombakan total,
karena bentuk bangunan masjidnya jauh berbeda dengan yang dahulu.
Tanggal 02 Februari 2006, Pemda Cilegon
memulai pembangunannya. Tiga tahun kurang lebih pembangunan masjid agung ini
dilaksanakan. Sekitar 23 miliar rupiah anggaran yang digunakan untuk pembangunan
masjid ini. Dan akhirnya pada 27 Maret 2009, masjid yang bernama Masjid Agung
Nurul Ikhlas diresmikan penggunaannya oleh Menteri Agama RI H. Maftuh Basuni
dan Walikota Cilegon H. Tb. Aat Syafa’at.
Masjid ini memiliki tiga lantai yaitu lantai
basemen, lantai dasar dan lantai satu. Di lantai basemen, di sana terdapat
tempat wudhu dan toilet. Lantai dasar digunakan sebagai ruang sholat utama.
Sementara lantai satu digunakan untuk ruang sholat wanita atau tambahan ketika
sholat jumat atau ied dilaksanakan.
Masjid yang bisa mampu menampung 2.000 orang
jamaah ini juga memiliki empat menara besar yang menjulang tinggi. Sehingga
terlihat lebih megah.
Masjid ini juga berhadapan dengan rumah dinas
walikota Cilegon, masjid ini sering menjadi tempat persinggahan bagi mereka
yang berpergian jauh, karena udara di tempat cukup sejuk. Jika anda
berkesempatan melintasi masjid yang menjadi landmark Kota Cilegon ini
diharapkan bisa singgah sambil beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan
anda.
Semua lantai masjid ini terbuat dari marmer.
Sementara itu lengkungan-lengkungan berwarna dominan putih hitam abu-abu
menghiasi hampir di setiap sisi dan sudutnya. Di bagian mihrab, di sana
terdapat semacam ornamen dan bentuk lengkungan seperti kubah masjid. Dua buah
tiang putih berdiri di sana. Sementara sebuah mimbar kayu, berada diujung salah
satu sisinya.
Nuansa putih hitam pun juga dijumpai di ruang
selasar. Lengkungan-lengkungan berwarna putih hitam dan abu-abu tetap
mendominasi ruangan tersebut.
Di tengah ruang sholat utama, jika kita
melihat ke atas, di sana terdapat bagian dalam dari kubah masjid. Nuansa
putihpun mendominasi di sana mengelilingi ornamen berbentuk lingkaran yang
berada tepat ditengahnya. Kaca-kaca patri juga tampak menemani di setiap
sisinya.